Selasa, 21 September 2010 | By: Lihatlah Kami, RAKYAT KECIL

Rp 19,5 Triliun Habis ---> Jalan-Jalan Pejabat

Rakyat sempoyongan menanggung beban kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang tak henti-henti. Orang-orang miskin hanya dapat menahan penderitaan mereka, tanpa dapat berbuat apa-apa, akibat kenaikan harga. Ibaratnya sudah jatuh ketiban tangga. Kenaikan harga berlangsung sejak sebelum puasa, dan terus menjelang lebaran.
Sementara itu, orang yang kantongnya pas-pasan, dan tetap ingin silaturrahim ke kampung halamannya, bertemu sanak-keluarga, terpaksa dengan naik motor, dan banyak diantara mereka yang tidak sampai ke tujuan. Meregang nyawa di jalan. Ratusan orang yang meninggal akibat kecalakaan, saat mereka menelusuri jalan-jalan yang akan menuju kampung halaman mereka. Itu terjadi setiap tahun.
Dibagian lain, menurut Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), mengungkapkan dengan gamblang, betapa para pejabat di Republik, tak tanggung-tanggung dalam menguras anggaran yang hanya untuk perjalanan dinas. Menurut Fitra dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2010, alokasi untuk perjalanan dinas pejabat mencapai Rp 19,5 triliun.

Lembaga-lembaga negara yang paling banyak menghabiskan dana APBN untuk jalan-jalan ke luar negeri, tak lain, Presiden dan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Lembaga yang mempunyai perhatian di bidang anggaran ini, mencatat anggaran perjalanan Presiden mencapai Rp 179,034 miliar, dan disusul DPR yang menelan anggaran sebesar Rp 170,351 miliar.
Lebih lanjut, fakta dengan besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk perjalanan dinas itu, seperti dikemukakan oleh Yuna Farhan, kenyataan bertolak belakang dengan pernyataan Presiden, yang menyatakan, bahwa akan memangkas anggaran perjalan dinas. “Ternyata dia yang paling besar”, ucap Yuna dalam keterangan di Jakarta, kemarin.
Kemudian, Yuna menambahkan bahwa para pejabat negara, terutama elite pemerintah dan wakil rakyat, tak memiliki sikap sensitip terhadap kondisi rakyat. Sebaliknya, justru dana untuk pemberantasan kemiskinan, seperti Bantuan Operasional Sekolah dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, hanya sebesar Rp 7,4 triliun. Tidak sebanding dengan perjalanan dinas ke luar negeri Presiden dan DPR, yang menelan anggaran sampai Rp 19,5 triliun. Sementara itu, sebanyak kunjungan yang dilakukan Presiden dan anggota DPR, belum nampak hasil yang konkrit yang dapat dirasakan rakyat dan kepentingan nasional Indonesia.
Fitra juga mencatat, setidaknya Presiden SBY menghabiskan lebih dari Rp 813 miliar untuk kunjungan ke luar negeri pada periode 2004-2009 atau sebesar Rp 162 miliar pertahun. Kemudian, pada tahun anggaran 2010, anggarannya dinaikkan menjadi Rp 179 miliar, dan pada APBN 2011, dinaikkan lagi menjadi Rp 182 miliar. Dari keterangan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi , Presiden SBY sudah melakukan 35 kali perjalanan untuk mengunjungi 70 negara.
Menanggapi pernyataan Fitra itu, Ketua DPR Marzuki Ali, menegaskan, “Rp 170 miliar sih tidak ada artinya. Kegiatan DPR kan banyak. Jangan berorientasi rupiah, tetapi orientasi program”, kata Marzuki. Bahkan, Marzuki membantah DPR tidak sensitif terhadap kondisi yang ada. 

0 komentar:

Posting Komentar