JAKARTA- Keinginan Pemprov DKI Jakarta untuk membatasi penggunaan sepeda motor pada jam-jam sibuk di kawasan tententu dinilai tidak akan efektif mengurai masalah kemacetan.
Motor selama ini masih dianggap sebagai sarana transportasi paling murah, paling efektif, dan paling cepat untuk sampai di tujuan.
Jika sepeda motor dibatasi, maka kebijakan ini diprediksi akan memberikan efek kepada masyarakat kelas menengah ke bawah mengingat motor lebih banyak digunakan oleh kalangan rakyat kecil.
"Kalau wacana ini dijalankan, rakyat kecil mau pakai apa? Sementara motor lebih banyak digunakan oleh segmen rakyat kecil," sebut Senior General Manager of Sales Division PT Astra Honda Motor (AHM), Sigit Kumala, ketika berbincang dengan okezone, Selasa (27/7/2010).
Ia mengungkapkan, kebijakan baru itu jangan sampai mengganggu laju perekonomian rakyat khususnya dari golongan bawah. "Karena cuma motor yang saat ini merupakan alat transportasi yang murah serta mobiledibandingkan alat transportasi lain yang tersedia," tambah Sigit.
Dia juga menegaskan, masalah kemacetan bukan sekedar banyaknya populasi sepeda motor di jalan raya, tapi lebih dari itu.
Yang jelas, kalaupun wacana ini jadi kebijakan harus ada sarana transportasi massal pengganti motor," pungkas Sigit. (uky)
0 komentar:
Posting Komentar