Rabu, 22 September 2010 | By: Lihatlah Kami, RAKYAT KECIL

Menolong Orang, Malah Masuk Bui

Elida Hapni Sinaga (30) hanya bisa menangis merenungi nasib. Suaminya, Ganda Hasudungan Siahaan (35) yang menolong korban kecelakaan lalu-lintas malah dijadikan sebagai pelaku penabrakan dan sudah dijebloskan ke Rutan Tanjung Gusta Medan sejak 3 bulan lalu.

”Ngeri memang hidup ini,” tandas Elida ketika ditemui di rumah kontrakannya di Jl Bajak IV, No 17 C, Gg Nasional, Kel Harjo Sari II, Kec Medan Kota, Jumat siang (17/9). Sambil menggendong anaknya paling bungsu, yang masih bayinya berusia 10 bulan, mata ibu 4 orang anak ini berkaca-kaca. Tak kuasa, dia pun menangis.

Elina menceritakan ihwal peristiwa itu. Bermula Kamis dini hari (25/2) sekira pukul 02.00 lalu, suaminya yang sehari-hari berjualan ikan mas ke luar rumah naik mobil Isuzu Panther pick-up warna biru BK 928 AC milik saudaranya. Ganda hendak ke kolam ikan di Jl Garu VII, Gg Merpati. Dia tak sendiri, turut M Rahim dan Adi Purnama di dalam mobil.

Tapi sebelum ke sana, Ganda bermaksud membeli sarapan. Dia pun memacu mobilnya dari Jl SM Raja untuk membeli nasi bungkus. Namun belum sempat beli sarapan, di Jl Sakti Lubis persimpangan Jl STM, 2 orang pengendara sepedamotor Supra X 125 terjungkal ke badan jalan. Diduga kedua pemuda itu jatuh karena sepedamotor mereka menabrak lubang.

Memasak dengan Kayu Bakar Bisa Fatal

Di negara-negara berkembang dunia termasuk Indonesia, masih banyak masyarakat yang memasak dengan kayu bakar di dalam rumah. Tanpa disadari asap dari pembakaran tersebut telah menjadi bencana dan membunuh sekitar 2 juta orang per tahun.

Asap pembakaran dari memasak dengan kayu bakar tersebut telah membuat banyak anggota keluarga terpaksa menghirup gas beracun karbondioksida.

Data Clinton Global Initiative mencatat, asap dari memasak dengan kayu bakar di dalam rumah telah menyebabkan kematian pada 1,9 juta orang yang kebanyakan dialami perempuan dan anak-anak. Orang-orang ini tewas karena setiap hari selama bertahun-tahun menghirup asap dari kompor kayu di dalam rumah.

Rumah Sakit di Palu Kehabisan Obat, Parah nih

RSU Undata Palu, Sulawesi Tengah, terancam kehabisan stok obat-obatan menyusul belum terbayarnya tagihan kepada distributor obat.
  
"Persediaan obat memang menipis, tapi kami tetap melayani pasien," kata Kepala Humas RSU Undata Ambo Moga di Palu, Rabu (22/9/2010).
  
Ambo Moga mengatakan, manajemen RSU Undata sudah membahas masalah itu untuk mencari jalan ke luar terbaik.
  
"Kami juga sudah menyampaikan masalah ini kepada Pemprov Sulteng untuk ditindaklanjuti," ujar Ambo. Dia menegaskan, RSU Undata tetap menerima pasien yang akan dirawat inap, rawat jalan, ataupun operasi meski stok obat terus menipis.
  
"Kami tetap mengutamakan pelayanan pasien, tidak pernah kami menolak pasien," katanya. Berdasarkan informasi yang dihimpun di RSU Undata, distributor obat belum bisa memberikan obat ke rumah sakit karena tagihan belum dibayar.
  
Tagihan obat tersebut sebagian besar dari Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah.

Periksa Calon PRT Anda :)

Kehadiran pengasuh atau pembantu rumah tangga saat ini sudah menjadi hal yang wajib di keluarga-keluarga modern yang kedua orangtuanya perlu bekerja. Karena pengasuh dan pembantu rumah tangga (PRT) banyak berinteraksi dengan anak, kesehatan mereka haruslah prima.

Selain kebersihan tubuh, salah satu hal yang perlu jadi perhatian adalah ada tidaknya infeksi penyakit. Menurut dr. Ari F.Syam, ahli penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kelompok bayi dan orang lanjut usia rentan terserang TBC. Karena itu berbahaya bila pengasuh anak, apalagi yang masih bayi, ternyata menderita TBC.

Hal itu pernah dialami sendiri oleh keponakan dr.Ari yang baru berusia 5 tahun yang divonis menderita TBC paru. "Kebetulan anak itu berat badannya tidak naik-naik dan sering batuk pilek. Dari serangkaian pemeriksaan, termasuk cek darah dan rontgen dada diketahui anak itu kena TBC. Kedua orangtuanya sehat dan tidak pernah menderita TBC sejak anak ini lahir. Akhirnya diduga ia tertular dari pengasuhnya," katanya.

Repotnya kasus TBC seringkali tidak bergejala. Tidak mudah menentukan apakah seseorang mengidap TBC atau tidak kalau orang tersebut masih merasakan badannya sehat dan mampu mengerjakan pekerjaan sehari-hari. "Gejala yang jelas dan bisa diidentifikasi adalah bila PRT batuk sepanjang waktu disertai keluhan nyeri dada atau sesak napas," kata dr.Ari lewat surat elektronik yang dikirimnya.

Gara-gara 2 Buah Singkong, Terancam Penjara 5 Tahun

Nasib yang dialami Supriyadi (40), warga Desa Meranti, Kabupaten Pasuruan ini sungguh merana. Hanya karena mengambil 2 buah singkong yang nilainya kurang dari Rp 1.000, dia terancam menjalani hidup dibalik jeruji penjara.

Menurut informasi yang dihimpun detiksurabaya.com 2 singkong yang diambil tersangka dari kebun milik Satuna yang juga warga Desa Merati, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan. Pemilik kebun singkong ini tidak terima, dan akhirnya menuntut Supriyadi.

Kejadian itu sendiri terjadi pada tanggal 2 Desember 2009 lalu. Namun karena diduga ada permasalahan lama antara tersangka dan suami korban, H Abdullah, masalah sepele itu tidak diselesaikan dengan cara kekeluargaan. H Abdullah, yang terkenal orang kaya di desanya itu memilih menuntut pelaku ke meja hijau.

"Ini merupakan sidang yang ketiga," kata Arif Yuli Harianto, Jaksa Penuntut Umum (JPU) kepada detiksurabaya.com di kantor Kejaksaan Negeri Pasuruan saat akan memulai sidang, Selasa (21/9/2010).
Selasa, 21 September 2010 | By: Lihatlah Kami, RAKYAT KECIL

Impor Gula Mikir Dulu Dong !!!!!

Pemerintah harus mempertimbangkan manfaat bagi petani tebu dan industri gula dalam negeri apabila memutuskan untuk mengimpor gula.

“Jangan latah impor tiap kali mengalami defisit,” ucap Ketua Panitia Kerja (Panja) Gula dari Komisi VI DPR RI Aria Bima, di Jakarta, Rabu (1/9/2010).

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu mengatakan pemerintah harus mengamankan kebutuhan gula saat tidak sedang musim giling. Untuk itu, pemerintah harus punya stok gula 1,25 juta ton di akhir tahun.Menurut Mari, rencana impor gula agar mencukupi kebutuhan gula akhir tahun, belum diputuskan.

“Perkiraan produksi gula sebesar 2,3 juta ton tahun ini. Kita akan lihat lagi berapa stok akhir, kemudian akan memutuskan jumlahnya (impor) dalam waktu dekat,” kata Mari.

60 Ribu Pendatang Akan Bersaing di Jakarta

Sebanyak 60 ribu wajah baru akan bersaing untuk mencari penghidupan yang layak di Jakarta. Mereka juga akan bersaing dengan pengangguran yang sebelumnya ada.

Para pendatang baru ini tentu akan menambah beban Kota Jakarta. Pada 2010 saja, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran di DKI Jakarta mencapai 600 ribu orang. 

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI, Deded Sukendar, berharap warga dari daerah tidak lagi berpikir dapat mudah mencari pekerjaan di Jakarta.

"Saya tegaskan, Jakarta telah menutup kesempatan bekerja bagi warga daerah," ujarnya, Jumat 17 September 2010.
Jumlah ini terus meningkat seiring terus mengalirnya angka kelulusan sekolah setiap tahunnya. Belum ditambah warga Jakarta lulusan sekolah tinggi di daerah.

BPS: Orang Miskin Makan di Bawah Rp5.000/Hari

Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan kepada Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengenai kategori orang miskin di Indonesia. Menurut versi BPS, orang yang makan dengan biaya di bawah Rp5.000 per hari tergolong miskin.

Bagaimana hitungan itu diperoleh, Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan angka Rp5.000 tersebut mencerminkan bagaimana seseorang itu bisa memenuhi kebutuhan dasarnya berupa makanan pokok.

"Mulai bayi sampai orang tua, kakek-kakek, bahan pokok yang diukur itu nilai kecukupan gizi harus 2.100 kilokalori per hari," kata Rusman dalam tanya jawab di gedung DPR, Jakarta, Selasa 21 September 2010. "Kalau dirupiahkan, nilainya setara dengan Rp155.615 per bulan atau Rp5.000 per hari per orang."

Pemkab Bekasi Tak Merespon Keluhan Petani

BEKASI- Para petani di Kabupaten Bekasi yang mengalami gagal panen akibat tanaman padinya diserang hama tikus merasa kecewa, karena Pemerintah Kabupaten Bekasi ternyata tidak merespon dengan baik keluhan dan penderitaan mereka. Padahal derita para petani yang gagal panen ini telah banyak dimuat di sejumlah media massa, juga disuarakan oleh sejumlah LSM. Terkesan pihak pemerintah hanya diam dan membiarkan petani mengalami kelaparan. Pemerintah juga dinilai tidak tamggap memberikan penyuluhan tentang upaya membasmi hama yang menyerang tanaman padi ribuan hektare tersebut.

Menurut sejumlah tokoh petani, Senin siang (20 September 2010), dengan terjadinya serangan hama tikus dan wereng coklat menimpa para petani padi hingga ribuan hectare, dalam waktu dekat, Rabu (22/9) para kelompok tani dan nelayan andalan (KTNA) akan menghadap Kepala Dinas Pertanian H Bambang Sulaksana dan jika perlu kepada Bupati Bekasi, H Sa’duddin guna meminta pertanggung jawaban sesuai janjinya waktu ingin mencalonkan diri sebagai bupati.

Rp 19,5 Triliun Habis ---> Jalan-Jalan Pejabat

Rakyat sempoyongan menanggung beban kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang tak henti-henti. Orang-orang miskin hanya dapat menahan penderitaan mereka, tanpa dapat berbuat apa-apa, akibat kenaikan harga. Ibaratnya sudah jatuh ketiban tangga. Kenaikan harga berlangsung sejak sebelum puasa, dan terus menjelang lebaran.
Sementara itu, orang yang kantongnya pas-pasan, dan tetap ingin silaturrahim ke kampung halamannya, bertemu sanak-keluarga, terpaksa dengan naik motor, dan banyak diantara mereka yang tidak sampai ke tujuan. Meregang nyawa di jalan. Ratusan orang yang meninggal akibat kecalakaan, saat mereka menelusuri jalan-jalan yang akan menuju kampung halaman mereka. Itu terjadi setiap tahun.
Dibagian lain, menurut Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), mengungkapkan dengan gamblang, betapa para pejabat di Republik, tak tanggung-tanggung dalam menguras anggaran yang hanya untuk perjalanan dinas. Menurut Fitra dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2010, alokasi untuk perjalanan dinas pejabat mencapai Rp 19,5 triliun.
Minggu, 19 September 2010 | By: Lihatlah Kami, RAKYAT KECIL

Seorang Tunanetra Meninggal di Open House SBY

Joni Malela, seorang tunanetra meninggal dunia saat mengikuti open house Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara. Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) pun meminta agar peristiwa ini menjadi pelajaran bagi tunanetra lain, agar tidak memaksakan diri untuk berdesak-desakan memburu amplop di acara open house.



"Saya menyoroti silaturahmi di hari lebaran ini. Maksud pihak Istana mungkin baik dengan memberi apresiasi amplop bagi penyandang cacat. Tapi kami perhatikan setiap open house, tunanetra yang datang semakin banyak. Bukan memburu silaturahmi, tapi memburu amplop," ujar Ketua DPD Pertuni DKI Jakarta, Bayu Iwan Yulianto kepada detikcom, Jumat (10/9/2010).


Menurut Bayu, pihak Pertuni sebenarnya sudah mengimbau para tunanetra untuk tidak memaksakan diri datang ke acara open house. Apalagi sebagian besar kaum tunanetra ini sengaja datang dari luar Jakarta.

Caritas Indonesia Bantu Korban Gempa Sumbar Rp12,7 Miliar

Lembaga bantuan sosial Caritas Indonesia menyalurkan bantuan senilai Rp12,7 miliar untuk membantu pemulihan sektor pendidikan dan pemukiman masyarakat yang terkena dampak gempa 7,9 skala Richter di Sumatra Barat (Sumbar), 30 September 2009.

Realisasi bantuan itu ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan rumah inti (core house) di Korong Paguh Dalam, Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman, oleh Carita Indonesia, Rabu (7/4), kata Communication Officer Caritas Indonesia, Dian Lestariningsih dalam penjelasan tertulis di Padang, Jumat.

Anak-Anak Korban Gunung Sinabung Rindu Bersekolah


Anak-anak di Brastagi, Kabupaten Tanah karo, Sulawesi Utara, ingin kembali bersekolah. Sejak Gunung Sinabung meletus sepekan silam, sekolah di desa-desa mereka harus ditutup. Mereka kini terpaksa tinggal bersama warga lain di kamp pengungsiam di Desa Telagah, Kecamatan Sungai Bingei.

Lebih dari 200 anak usia sekolah yang mengungsi sejak Gunung Sinabung meletus. Selama di kamp, mereka menghabiskan waktu dengan membaca buku pelajaran dan komik bantuan dari donatur. Mereka mengaku senang membaca. Selain itu, mereka juga membuang rasa bosan dengan bermain di sungai yang tak jauh dari pengungsian.

Jika motor dibatasi, Rakyat Kecil Naik Apa????


JAKARTA- Keinginan Pemprov DKI Jakarta untuk membatasi penggunaan sepeda motor pada jam-jam sibuk di kawasan tententu dinilai tidak akan efektif mengurai masalah kemacetan.

Motor selama ini masih dianggap sebagai sarana transportasi paling murah, paling efektif, dan paling cepat untuk sampai di tujuan.

Jika sepeda motor dibatasi, maka kebijakan ini diprediksi akan memberikan efek kepada masyarakat kelas menengah ke bawah mengingat motor lebih banyak digunakan oleh kalangan rakyat kecil.